Jumat, 17 Maret 2017

Warna Surga



Ada banyak hal yang terlintas dalam benakmu saat kau sekarat. Yang dikatakan orang bahwa kehidupan berputar ulang di depan matamu itu benar. Kau teringat berbagai kenangan dari masa kecil dan remajamu --- gambaran yang lebih spesifik, hidup dan nyata, bagaikan percikan cahaya yang kemilau meledak di otakmu.

Entah bagaimana kau bisa memahami seluruh hidupmu dalam satu refleksi sekejap itu, seolah itu adalah pemandangan panorama. Kau tidak punya pilihan selain melihat berbagai keputusan dan prestasimu --- atau ketiadaannya --- dan memutuskan sendiri apakah kau sudah melakukan semaksimal mungkin.

Dan kau merasa sedikit panik, berharap mendapatkan satu kesempatan lagi untuk semua momen indah yang tidak kau hargai, atau satu hari lagi bersama orang yang kurang mendapat cintamu.

Kau juga bertanya-tanya dalam beberapa detik yang panik dan singkat itu, selagi jiwamu melesat melalui terowongan gelap, apakah surga ada diujung lain, dan bila iya, apa yang akan kau temukan disana.
Seperti apakah surga? Apa warnanya?

Lalu kau melihat cahaya --- cahaya yang cemerlang dan menyilaukan --- lebih menenangkan dan penuh cinta ketimbang yang dapat dipaparkan oleh kata-kata, dan akhirnya semuanya menjadi masuk akal untukmu. Kau tidak lagi takut, dan kau tahu apa yang menanti didepan.


Julianne MacLean, penulis novel The Color Of Heaven (Warna Surga)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar