Ada banyak hal yang terlintas
dalam benakmu saat kau sekarat. Yang dikatakan orang bahwa kehidupan berputar
ulang di depan matamu itu benar. Kau teringat berbagai kenangan dari masa kecil
dan remajamu --- gambaran yang lebih spesifik, hidup dan nyata, bagaikan
percikan cahaya yang kemilau meledak di otakmu.
Entah bagaimana kau bisa memahami
seluruh hidupmu dalam satu refleksi sekejap itu, seolah itu adalah pemandangan
panorama. Kau tidak punya pilihan selain melihat berbagai keputusan dan
prestasimu --- atau ketiadaannya --- dan memutuskan sendiri apakah kau sudah
melakukan semaksimal mungkin.
Dan kau merasa sedikit panik,
berharap mendapatkan satu kesempatan lagi untuk semua momen indah yang tidak
kau hargai, atau satu hari lagi bersama orang yang kurang mendapat cintamu.
Kau juga bertanya-tanya dalam
beberapa detik yang panik dan singkat itu, selagi jiwamu melesat melalui
terowongan gelap, apakah surga ada diujung lain, dan bila iya, apa yang akan
kau temukan disana.
Seperti apakah surga? Apa warnanya?
Lalu kau melihat cahaya ---
cahaya yang cemerlang dan menyilaukan --- lebih menenangkan dan penuh cinta
ketimbang yang dapat dipaparkan oleh kata-kata, dan akhirnya semuanya menjadi
masuk akal untukmu. Kau tidak lagi takut, dan kau tahu apa yang menanti
didepan.
Julianne MacLean,
penulis novel The Color Of Heaven (Warna Surga)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar